Senin, 30 Mei 2011

MK 3butes "The Everlasting Night"


pas di konsernya yaiyalah


cahaya surga, wanita surga(?) amin



dipanggil ke depan, bingung mau ngapain(?)


oke ga banget -_- fail



di backstage malah foto-fotoan ada dokum 3butes sih *lirik rina


MK MK MK, M Musik K Klasik TIGA!

spesial thanks to:
1. Keluarga besar Musik Klasik 3
2. Keluarga
3. Ibc9k
4. #sepatu #anginpasat
5. Rinaldi Anwar
6. Keluarga besar sma negeri 3 bandung
7. Mang angkot kalapa dago(?)

*kaya ngapain aja .___.

Kamu yakin, kamu bisa, kamu siap!

Halo teman! Saat ini sudah malam, ikan bobo(?) aku disini di kursi malem-malem mau ngebagi motivasi-motivasi dan kisi2 gimana cara buat ngadepin UAS (Ujian Akhir Sih) #eh. Jadi tadi pagi aku udah girang-girang hari ini bakal pulang cepet, wuhu~

"Ben, hari ini aku pulang cepat!!!!"
"Hati-hati fen, nanti ga jadi pulang cepet kaya aku."
"Obener ._."

Waktu pun berlalu sangat cepat secepat angin pasat, wush~ hari ini hari terakhir sebelum libur panjang!!! (ngga panjang-panjang amat sih). Kami menghitung angket, kami memeriksa nilai fisika, kami belajar matem, biologi mengenai fanjay(?) dan sejarah bersama pak usep tercinteh. Kami juga mengisi angket dari bu sri! sungguh hari yang penuh kami(?).

Saat waktu senggang, aku beben sama nadi a ke perpus niatnya sih ngumpulin elektro ke ibu perpus (kasian, aku lupa namanya siapa. untung bukan jualan ayam, nanti jadi ibu ayam). Eh kami pun melirik komputer perpus yang touch screen yang tampak bersinar terang, sinyoku(?). Akhirnya kami pun mencoba membuka internetnya! Tangan ini berasa gamau dicuci, bekas megang layar touch screen yg super gede. Kami pun membuka blog masing2 dan akhirnya membaca cerpen kopal yang bikin guling-guling =)) bantal-bantal dan kasur-kasur. Akhirnya balik lagi, eh udah ada bu erni, hai ibu ;;)

Bel pun berbunyi(?) cepet banget. TENG. Liat hp, jarkom kpa, jarkom, ye(?). Kumpul di aula jam 3 buat ngomongin kelompok belajar! alhasil yg dtg dt2 cuma aku, mbason (yg aksel dan udh ga uas berarti), livy, dan mirna (yg sedikit telat karena ulangan). Jadi, kami diberi motivasi nih dr teh listi! ada teh miri juga dan teh billa :-D oke ini mungkin kesimpulan yg aku dapet dari acara tadi.

PERSIAPAN MENGHADAPI UAS (UJIAN AKHIR SIH) #EH #KEKEUH #FAIL

Apa yang kamu rasakan saat ingin menghadapi uas?
Takut remed? takut nilai jelek? takut ip turun? takut SP?!!!
Memang itu hal yang manusiawi. Tapi apakah kamu sadar? Blm juga kita menghadapi sesuatu kita sudah takut duluan dan menjadi ragu-ragu untuk menghadapinya. Hal seperti itu harus dihindari!

1. Apa kamu pernah gagal? Drop atau ngerasa down? Gue juga pernah gitu. Tapi apakah kamu sadar? Semua kegagalan adalah proses evaluasi yang kita lalui. Obener. Dari setiap proses tersebut, kamu bisa memperbaiki diri. Dimana sih letak kesalahan kita, lalu kita perbaiki hap hap hap(?). Kita harus bangkit! Tak ada manusia yang terlahir sempurna~ Kita pasti bisa :)

2. Mulailah untuk lebih selektif terhadap sesuatu. Misalnya, saat menghadapi uas jangan panik duluan hehe aku kadang begitu. Tapi talk less do more! No more sugar, say no to drugs #naonsih. Misal, di pelajaran fisika kan banyak materinya, coba pikirkan materi mana yg blm kita kuasai baik-baik, misalnya ttg getaran harmonis sederhana aku pisan sih #malahcurhat. Nah, coba manfaatkan waktu yg ada untuk belajar ttg materi itu, diskusikan dgn teman dan banyak berlatih soal-soal. Yg materi lain tinggal mengulang, jd waktu tidak terbuang sia-sia di wc(?).

3. Buatlah belajar itu bukan menjadi suatu KEHARUSAN tetapi buatlah menjadi KEPERLUAN kita. Karena kita butuh, karena kita perlu, karena kita terus bergerak #eh #iklan. Seperti kita makan, kita makan karena kita perlu. Jd menurut aku, kita ga bakal merasa susah dan males untuk ngelakuin sesuatu disaat kita memang perlu hal tersebut untuk kita lakukan untuk mencapai sebuah impian kita #bijak.

4. Tenang dan percaya kalau kita bisa. OPTIMIS. OPTIMIS. OPTIMIS. OPTIMIS. OPTIK. OPNAME. OPERA. OPELON. OPOR. OPO TOH IKI(?). Hal yang paling penting lagi! Optimis. Yakin, percaya deh, berpikir positif akan mengeluarkan aura-aura positif juga dari tubuh kita yg akan mendukung kita untuk melakukan sesuatu lebih semangat! (?)

5. Sadar bahwa kita ini punya tanggung jwb terhadap orang tua. Mereka yang membesarkan kita, yang susah payah mencari uang untuk pendidikan kita, makan kita, semua-muanya deh. Itu jadi motivasi aku buat belajar juga :D *setuju kata teh listi.

6. Bikin strategi politik #eh. bikin politik belajar! Kaya hari ini kamu mau belajar apa, mending dicicil dan dikira-kira.

7. Bikin suasana belajar menyenangkan :D itu gimana masing2 orang pasti beda-beda. Kalau mau bikin kelompok belajar biar saling ngajarin, kaya kpa ;;) #promosi.

8. Terakhir, berdoa kepada Allah SWT. Berserah diri kepada yg di atas *liat genteng #eh. Kita hanya bisa berikhtiar, yang penting kita bisa melakukan yg terbaik untuk kita. Ikhtiar semaksimal mungkin, pasrah lalu qanaah :) Insya Allah, Allah akan selalu menolong kita.

So, so nice(?) jadi persiapin diri kamu sebaik-baiknya! Saling mendoakan ya, semoga uas kita lancar amin :-D jangan lupa jujur! Allah selalu mengawasi kita dimanapun kita berada~

Salam sejahtera, XOXO


Fenny Clara A.

*dengan sedikit editan dan perubahan kelebayan semata mohon dimaafkan(?)

lagu ciptaan hari ini bersama beben:
"Ada saja alasan, tuk ngga pulang cepet" -nada hokben

Jumat, 27 Mei 2011

MK3 3butes The Everlasting Night

Musik klasik 3butes!!!!!!! WAAAAAAAA BESOK! sayangnya tiketnya udah habis kejual haha.
Hope we can do the best for tomorrow! amin :-D

Kamis, 19 Mei 2011

Random (lagi)

Ingin bikin cerpen lagi! Tapi sekarang lagi susah bikinnya gara-gara ga ada waktunya *emang serasa sok sibuk tapi tapi tapi tapi tap tap games iphone(?)


#curhatsebentar #ngebloglagi

tungguin ya cerpen selanjutnya(?) hahaha. cerpen selanjutnya mau ngegalau soalnya(?) #apasih ._.


ya, dadah! *gajelas

Selasa, 17 Mei 2011

Impian Dinda *final destination(loh)



Aku sedang membaca buku pengetahuan umum yang diberi Teh Dewi dulu. Katanya buku ini sudah didapatnya dari buku-buku sumbangan di sekolahannya. Lumayan, masih bisa dibaca.

“Tok tok tok”, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumah.

“Assalamualaikum”

“Siapa ya? Suaranya…suara bapak-bapak. Tapi ada apa? Mau ngapain sih?”, bisikku dalam hati. Aku tutup bukuku dan segera membuka pintu. Kuintip lewat jendela. Dan sosok itu, sepertinya aku kenal. Oh iya! Pak Budiman, laki-laki yang waktu itu aku tolong.

“Walaikumsalam”, jawabku sambil membukakan pintu.

“Eh iya nak Dinda ya? Masih inget Bapak kan?”

“Masih pak. Pak Budiman kan? Silahkan masuk pak.”. Aku pun mengajak Pak Budiman masuk ke dalam rumah dan menyuguhkan makanan dan minuman seadanya.

“Duduk pak.”

“Oiya, terima kasih.”

“Maaf pak, ada apa ya kesini? Saya salah apa?”

“Loh, kamu nggak salah apa-apa toh haha. Gini, saya dengar dari teman-teman kamu kalau ayahmu sakit? Apa betul?”

“Hm iya sih pak.”, jawabku gugup.

“Kebetulan saya ini dokter, saya mau menawarkan bantuan untuk membalas jasa kamu kemarin. Ayahmu bisa dibawa ke rumah sakit saya supaya mendapatkan perawatan lebih lanjut. Bagaimana?”. Tawaran yang benar-benar mukjizat dari Allah. Apakah ini memang rezekiku?

“Wah benar pak?”, jawabku kegirangan. “Makasih banyak pak, semoga Allah membalas kebaikan bapak.”

“Oke, kalau begitu kamu bisa ikut saya ke rumah sakit untuk mengurusi berkas-berkas. Nanti langsung ada ambulance untuk jemput ayah kamu kesini. Saya tunggu di luar ya.”

“Iya pak, terima kasih banyak.” Aku pun langsung membereskan baju-baju aku dan ayah sampai tiba-tiba seseorang mendobrak pintu rumah.

“MANA AYAH?” Kang Aldi pun pergi ke kamar tidur ayah. Ku dengar suara teriakannya dan sepertinya ia mencari sesuatu. Tiba-tiba “AYAH!!!”

-------------------------------------------------------------------------------

Semenjak kehilangan ayah, Kang Aldi berubah. Ia jadi sering murung. Ya, ayah meninggal karena serangan jantung setelah kakak membentaknya. Sekarang aku tinggal di rumah Teh Dewi karena setelah ayah meninggal banyak rentenir yang datang ke rumah bahkan rumah kami disita dan kami pun terlantar begitu saja.

Aku sudah mulai sekolah. Putra, Tiwi, Lewi, dan Putri selalu mendukungku. Aku mengejar ketinggalan pelajaran di sekolah. Alhamdulillah, Allah selalu memberiku kemudahan dibalik kesulitan. Teh Dewi sering mengajakku mengikuti olimpiade biologi, pelajaran kesukaanku. Sekarang aku sudah hampir lolos tingkat nasional. Aku dan teman-teman pun fokus untuk mengikuti UN. Masih ingat Pak Budiman? Sekarang sekolah kolongku sudah dibangun dan kami belajar dengan layak berkatnya. Meja-meja sudah ada dan anak-anak pun diberinya seragam dan peralatan tulis lengkap. Di sinilah, kami memulai lembaran baru untuk menggapai mimpi kami masing-masing.

-------------------------------------------------------------------------------

“Dok, pasien kamar 2013 terkena serangan jantung dan sekarang ia di ruang ICU.”

“Saya langsung kesana. Tolong siapkan peralatan.”

Jadi, beginilah aku sekarang. Aku seorang dokter di rumah sakit yang aku bangun sendiri. Kehidupan yang kujalani sejak kecil mendidikku untuk terus tidak berhenti mengejar impianku. Impianku untuk merawat orang lain dengan penuh kasih sayang seperti ibu. Dan tidak menyia-nyiakan nyawa seperti yang ayahku alami. Dan aku akan ikhlas melakukan semua itu. Aku hidup bahagia bersama Putra dan dua anak kami yang kembar. Kang Aldi sekarang sudah mempunyai pekerjaan, ia tinggal bersama istrinya di Jakarta.

-------------------------------------------------------------------------------

Ku taruh bunga mawar itu di atas nisan ibu. Hari ini hari ulang tahunnya. Selama ini aku tak pernah lupa untuk memberinya bunga mawar yang kubeli di toko bunga langganan kami.

“Selamat ulang tahun bu! Ini bunga mawar kesukaan ibu. Semoga ibu selalu bahagia disana. Aku harap ibu bisa melihatku sekarang, memelukku, dan menciumku. Aku berhasil bu. Berkat ibu, aku bisa menjalani hidup. Aku kuat karena ibu. Aku bisa mencoret tulisan-tulisan impianku satu persatu karena ibu. Terima kasih bu atas semuanya. Aku sayang ibu selamanya.”

Air mata itu, menetes tepat diatas nisannya. Kupejamkan mata dan kurasakan perasaan yang luar biasa. Perasaan yang tak bisa kugambarkan dengan kata-kata. Hari itu seolah dunia tersenyum padaku dan memberi tahu bahwa ibu pun tersenyum bangga padaku disana. Impianku, terlaksana. Mission completed!


Senin, 16 Mei 2011

Impian Dinda *lanjutan

Kawan, ini cerpen fenny lanjutan kemarin. Sabar ya lagi proses(?) Selamat membaca! Kasih komentar ya buat masukkan ke aku hahahaha :->

“Assalamualaikum
teh!. Tiba-tiba terdengar suara dari pintu kelas, ternyata suara Putra.

“Assalamualaikum teh, maaf din-da hah hah teh lat.”, kataku terengah-engah.

“Walaikumsalam. Kalian berdua darimana aja? Dateng-dateng keliatannya capek banget. Padahal kan ini tahun ajaran baru udah telat lagi.” ucap Teh Dewi..

“Maafin saya Teh, tadi saya ada urusan sebentar. Untung Putra ngingetin, jadi kita bareng deh kesininya.”, jawab Dinda.

“ADEUUUUUUUUUUUUH, pritikiew!”, ucap anak-anak heboh.

“Ih apasih!”, balasku dan mukaku malah memerah. Sebal.

“Sudah-sudah. Sekarang kalian duduk ditempat masing-masing. Ya, Selamat pagi semua.”

“Pagi!”

“Seperti yang kalian sudah ketahui, hari ini hari pertama kita masuk tahun ajaran baru. Kalian sekarang sudah naik ke kelas 3 SMP ya. Ini artinya, kalian bentar lagi akan menyusul kakak-kakak kalian di SMA seperti Teh Nurul, Teh Laras, Kang Bejo, dan Kang Aldi. Tetapi ada satu syarat untuk naik ke tingkat SMA, ada yang tau apa?”

“Krik krik krik”. Seisi ruangan kelas pun hening karena tidak tahu apa jawabannya.

“Ya, kalian harus lulus Ujian Nasional atau UN yang akan diadakan sekitar bulan April ini. Masih ada sisa waktu beberapa bulan lagi. Teteh akan usahakan agar kalian bisa setara dengan sekolah lain dan sama seperti anak-anak sekolah lainnya. Sekarang kalian harus berusaha keras dan belajar dengan giat. Ingat, kalian semua harus bisa buktikan kepada orang-orang bahwa kalian juga bisa menggapai mimpi kalian. Siap?”, jelas Teh Dewi panjang lebar.

“SIAAAAAAAAAP TEH!”, ucap anak-anak kompak dengan penuh senyuman. Walaupun dengan baju seragam seadanya, mereka terlihat bersemangat untuk belajar. Hari itu pun dilalui ke 5 anak yang menamakan kelasnya Super Hero (bukan Seven Man As Seven Heroes(?)) dengan mulus.

-----------------------------------------------------------------------------HeroHghjgsdhgsjdghjghj

Pagi ini cuaca cerah. Aku seperti biasa menyiapkan masakan di rumah. Bang Andi sudah pergi sedari tadi. Ia juga tidak makan dulu, terpaksa aku makan di meja makan ini sendiri.

“BAAAAAK!”, suara pintu rumah terbuka. Ternyata ayah baru pulang, ia terlihat……mabuk? “Ayah baru pulang?”, ucapku.

“Menurut kamu din? Kelihatannya? Gimana?”, jawab ayah kesal. Aku hanya terdiam, takut dimarahi ayah lagi.

“Dinda masak yah, ayah mau makan? Makan bareng aku yah, sini.”, ajak aku.

“Ah, masakan apa itu. Ayah nggak mau makan, ayah capek. Ayah mau tidur aja ohok, ohok (batuk)”. Sakit rasanya diperlakukan seperti itu, ah tapi yasudahlah.

“GUBRAK”

“AYAH?!”, ucapku kaget luar biasa. “Ayah! Bangun yah! Jangan tinggalin Dinda! TOLOOONG!!”, ucapku panik.

---------------------------------------------------------------------------------

“Syukurlah, ayahmu masih bisa bertahan. Kamu tidak usah terlalu khawatir. Ayahmu butuh banyak istirahat, jaga dia baik-baik ya.”

“Baik dokter, terima kasih banyak.”, balasku. Aku pun membawa ayah pulang bersama para tetangga yang membantu. Kami pun bergegas pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah, aku bawa ayah ke kamar dan menidurkannya. Ayah pun tidur dengan pulas sambil menahan sakit yang terasa. Tak lupa aku berterima kasih kepada Pak Ujang dan tetangga lainnya yang telah membantuku. Bahkan mereka yang membayar obat dan biaya rumah sakit ayah. Aku berjanji suatu saat nanti pasti uang itu akan kuganti.

Aku merenung di kursi di teras rumah. Saat itu malam yang sepi. Aku tak tahu kakak berada di mana, aku juga tak tahu apa dia masih peduli dengan ayahnya sendiri. Udara dingin merasuk ke tubuhku. Aku rindu pelukan hangat Ibu. Ku tatap langit malam itu, ku lihat bulan dan bintang yang bersinar terang seolah ingin menghiburku.

“Ibu, kenapa ibu meninggalkanku sendiri disini? Aku…..sudah tidak kuat ibu. Ayah sekarang sakit dan kau tahu? Dokter mengatakan ia menderita kanker paru-paru. Aku bingung ibu. Bagaimana bisa aku membayar biaya rumah sakit ayah? Apa aku harus berhenti sekolah dan mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang lebih? Tapi, impianku…..” Tiba-tiba hujan deras, malam itu adalah malam sepi yang menyakitkan. “Ibu tolong aku…” aku pun memejamkan mataku dan berusaha melupakan semua keluh kesahku.

-----------------------------------------------------------------------------------------

Sudah beberapa minggu ini aku tidak sekolah. Aku menambah pekerjaan tambahan, apalagi kalau bukan untuk membayar biaya rumah sakit dan obat ayah. Aku tidak bisa terus bergantung kepada Pak Ujang dan tetangga lainnya. Aku berjualan cireng di perempatan jalan. Kadang aku juga mengamen atau bantu-bantu mencuci piring di warteg Bahari milik Bu Popon. Semua kulakukan hanya untuk ayah.

Kemarin kakak pulang juga akhirnya. Tapi ia seakan tidak peduli dengan ayah. Buktinya ia langsung pergi lagi dari rumah setelah mengambil beberapa bajunya. Malah ia meminta uang kepada ayah. Karena tidak dikasih, ia pun pergi begitu saja. Ingin aku melanjutkan sekolah. Belakangan ini aku selalu menghindar bila bertemu teman-teman atau pun Teh Dewi. Mau bagaimana lagi, keadaan memaksaku seperti ini.

Siang ini aku berjualan cireng. Aku menjualnya di perempatan biasa. Mungkin dijaman sekarang yang era globalisasi dan negara yang berkembang maju, jarang orang yang mau membeli cireng. Mereka bisa langsung bisa membelinya dengan berbagai rasa, instan lagi. Tapi ada saja orang baik yang mau membeli daganganku ini, entah ingin atau kasihan kepadaku.

Aku sedang beristirahat dipinggir jalan. Kutaruh daganganku dan aku pun duduk-duduk santai sambil menghitung uang dagangan. Tiba-tiba ada sosok laki-laki yang datang dan menginjak semua daganganku dan menabrakku begitu saja. “WOOOOOY KALO JALAN LIAT-LIAT DONG!”, bentakku marah.

“MALING! COPET! TOLONG TOLONG!”, ucap seorang bapak-bapak sambil mengejar sosok laki-laki tadi.

Aku pun langsung bergegas mengejar laki-laki itu yang tidak jauh dariku. “WOY JANGAN KABUR!” Aku lari sekuat yang kubisa. Refleks aku ambil batu besar dan kulemparkan ke arah laki-laki itu. Ya! Tepat sasaran! Untung sering bermain boy-boyan sama teman-teman hahaha. Laki-laki itu terjatuh tak sadarkan diri. Aku ambil tas yang dibawanya. Beberapa polisi pun langsung menangkapnya dan membawanya.

“Nih pak, tasnya. Hati-hati ya pak, lain kali barang berharganya dijaga. Disini memang rawan pencopet kaya gini nih. Mereka mengincar orang-orang yang ceroboh atau yang sedang lengang hehe”, ucapku kepada bapak yang kecopetan tadi. Orangnya sepertinya baik, berpakaian rapih gagah dan ramah.

“Terima kasih banyak nak. Bapak tidak tahu apa yang akan terjadi jika tidak ada kamu. Ini isinya laptop dan dokumen-dokumen penting saya. Ini ada hadiah untuk kamu karena pertolonganmu sekalian gantiin daganganmu yang tadi. Semoga bermanfaat ya.” Bapak itu pun menyodorkan sejumlah uang kepadaku.

“Eh, tidak usah pak. Saya ikhlas kok menolongnya.”, tolakku dengan halus.

“Tidak apa-apa nak. Kamu pantas mendapatkannya. Niat saya baik kok. Oiya, ini juga ada kartu nama saya. Simpan saja, kamu boleh hubungi saya kalau membutuhkan pertolongan saya.” Dia memaksaku menerima uang itu.

“Tapi pak..”

“Eh sudah dulu ya, Bapak buru-buru ke kantor lagi. Terima kasih ya nak.”, ucap Bapak itu sambil meninggalkanku. “Budiman Wijaya Prakoso” oh, nama Bapak itu Pak Budiman, sama seperti ayah. Tapi namanya memang cocok tidak seperti ayah. Orangnya ramah dan baik sekali, walaupun baru pertama kali bertemu dengannya. Andai ia ayahku.

----------------------------------------------------------------------------



Kalem

Kalem

............................


kalo cerpennya aga panjang gimana ya? ._.
GIMANA?!
*lebe

Impian Dinda



Hei kawan!ini cerpen kedua yang aku buat (lagi-lagi) inisiatif dari Bu sri :-> guru plp b.indonesia ehehehe hai ibu(?). Cerpen ini ide awalnya dari ibu sendiri yang ngasih pilihan tema impianku. Cerpen aku selalu random, dan butuh waktu yang aga lama untuk nyari inspirasi karena membutuhkan F sebesar 150 N dan harus berikatan dengan CH3COOH sehingga akan terdapat dua titik yang akan bersinggungan, jika tidak maka synthax eror(?) *random. Selamat membaca :) *mohom maaf lahir batin selamat lebaran ._. maafin feni(?)

Impian Dinda


Panas. Rasanya sudah tak tahan lagi, tapi aku harus bangkit. Aku bisa. Aku kuat. Demi ibu.

"TOLOOOOOOONG! TOLOOONG!" aku berteriak dengan sekuat tenaga berharap ada yg mendengar suaraku ini. Ku lihat ke sekelilingku yang ada hanyalah api, api yang membara. Keadaan sangat suram, padahal beberapa menit sebelumnya aku sedang bermain boneka menemani ibu yang sedang berjaga. Pasien-pasien sedang tenang beristirahat dan keluarganya yang setia menunggu mereka. Tapi sekarang tidak.

Kucoba bernafas. Ku tarik tubuh tak berdaya ibuku melewati api-api itu. Kupaksakan tubuh kecilku ini untuk keluar dari sini. Takut. Ku dengar teriakan minta tolong dari balik pintu kamar pasien. Tapi untuk menolong ibu saja aku hampir tak kuasa. Bahkan kulewati mayat-mayat yang terbakar dilalap si jago merah.

"Nak, tinggalkan saja ibu. Lari, lari secepat mungkin, selamatkan dirimu ibu mohon" "Gak bisa bu, kita pasti bisa keluar. Ibu harus percaya sama aku, aku mohon". Di keadaan genting seperti masih saja ibu bisa berbicara seperti itu. Aku pun melangkah dengan hati-hati sampai ku lihat seberkas cahaya terang sekali. Kugapai cahaya itu dengan tanganku. Dan tiba-tiba semua gelap, hitam. Ku dengar samar-samar suara orang tapi aku tak bisa melihat apapun. "IBU!"

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Memori itu masih terekam jelas di ingatanku, hingga saat ini tepat 5 tahun kematian ibuku dan juga ulang tahunnya.. Ku letakkan bunga mawar ini diatas nisannya. Ku bersihkan makamnya lalu aku duduk di sampingnya. “Bu, selamat ulang tahun! Ini bunga mawar kesukaan ibu yang aku beli di toko bunga langganan kita. Semoga ibu selalu bahagia disana. Doakan aku selalu bu, semoga aku bisa menggapai impainku menjadi dokter! Aku kangen deh sama ibu, aku sayang ibu.” Tak terasa air mata itu mengalir dari mataku.. Ibu, sosok perempuan yang aku rindu. Aku rindu pelukannya, senyumannya, kasih sayangnya. Tapi aku harus kuat menjalani hidup ini. Aku, harus bisa menggapai mimpiku..

“Din! Aduh, ternyata daritadi kamu disini? Aku cape nyariin kamu. Teh Dewi daritadi udah nyariin kita. Sekarang kan udah masuk jam sekolah. Ayo!” , kata Putra.. Dia mengagetkanku saja. Aku pun bergegas merapihkan makam ibuku dan mencium nisannya. “Bu, aku pulang dulu ya. Aku mau sekolah, nanti aku ke sini lagi. Dah ibu!” , ucapku. Lalu aku berlari menyusul Putra yang telah menungguku di pintu keluar. Aku menatapnya dengan penuh senyuman berharap dia tidak marah karena sudah mencariku kemana-mana.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Jadi inilah kisah hidupku. Namaku Dinda Putri Sekarningrum. Sebenarnya aku bukan turunan bangsawan atau apa tapi entah darimana orangtuaku memberi nama Sekarningrum kepadaku. Aku lahir dari seorang ibu bernama Mawar Rahmaningsih dan ayahku Budiman Joko Hendaro. Aku anak kedua di keluargaku, kakaku bernama Andi Putra.

Sudah 5 tahun aku ditinggalkan ibuku. Ibu tewas karena kehabisan oksigen saat puskesmas tempat ia bekerja tiba-tiba saja terbakar. Entah apa penyebabnya., sampai sekarang itu masih menjadi misteri. Sekarang aku tinggal di rumah kontrakan yang kecil di gang Cikadut bersama ayah dan kakak. Hidup yang kujalani ini tidak mudah. Ayah, selalu pulang pagi hari dan jarang pulang. Ia sering berjudi dan berapa kali tertangkap polisi dan masuk penjara. Aku sering diejek teman-teman karenanya. Sedangkan kakaku sendiri, ia sudah tidak bersekolah. Ia sama saja dengan ayah. Lingkungan pergaulannya sama sekali tidak baik. Ia juga jarang di rumah dan lebih memilih nongkrong bersama teman-teman geng nya dan entah apa yang dia lakukan selama ini. Setiap hari aku berusaha tegar tanpa ibu. Aku selalu siapkan sarapan untuk ayah dan kakak kalau mereka ada di rumah. Aku memasak, mencuci baju dan piring, membersihkan rumahku sendiri. Aku tak mau membuat ibu resah disana memikirkanku.

Untuk makan sehari-hari dan memenuhi kebutuhanku, aku berusaha mencari uang yang halal. Aku tak bisa menerima uang haram dari ayahku sendiri. Setiap pagi aku mengantarkan koran ke rumah-rumah elit di kompleks Griya Bumi Asri. Upahnya, lumayan. Cukup untuk makan hari itu.. Selesai mengantarkan koran, aku biasanya pergi ke sekolahku. Ya, sekolah yang sangat sederhana tapi sangat berguna dan berarti bagiku Sekolah ini dinamakan sekolah kolong,. Tentu saja dinamakan begitu karena letaknya tepat dibawah kolong jembatan Pasteur. Tapi sekolah kami punya nama., namanya Sekolah Mutiara Bunda.

Disinilah kami, anak-anak jalanan atau anak-anak yang kurang beruntung mencari ilmu. Sekolah ini gratis, tidak dipungut biaya sedikitpun. Seperti sekolah biasa, disini juga ada 3 tingkat SD, SMP, dan SMA.. Hanya saja sekolah kami hanya punya dua kelas SD, satu kelas SMP dan SMA. Guru-guru yang mengajar pun sangat terbatas. Mereka adalah para mahasiswa yang menjadi sukarelawan untuk mengajarkan kami. Saat ini aku duduk di bangku 3 SMP bersama 4 orang temanku., Putra, Tiwi, Lewi dan Putri. Kami diajar dua orang guru yang bergantian setiap harinya, namanya Teh Dewi dan Kang Ikhsan. Hari-hari pun aku jalani dengan penuh senyuman.

-------------------------------------------------------------------------------------------

Pagi anak-anak” “Pagi teh” “Kita absen dulu ya. Tiwi?” “Saya bu? Hadir bu Alhamdulillah” “Lewi?” “Hadir bu (dengan logat batak)” “Putri?” “ Haidr bu guru (bak putri keraton berbicara dengan lambatnya)” “Putra?” sejenak kelas pun hening. Putra, anak yang diabsen ibu tak kunjung terlihat batang hidungnya. “Dinda?” kelas pun hening lagi. “loh, pada kemana ini? Ada yang tau?” “Gak tau buuuuuuu.”, jawab anak-anak dengan kompak. “Mereka kemana sih? Ini kan udah waktunya belajar”, ucap Teh Dewi yang sedikit kesal karena 2 muridnya yang hilang entah kemana.

Kemanakah Dinda dan Putra?! Bagaimanakah Dinda menjalani kehidupannya yang keras? Apakah ia berhasil menggapai impiannya?


Ya! Tunggu kelanjutannya di feclar.blogspot.com ya! :-> ehe ehe

*mohon maaf lahir batin selamat lebaran ._.*udah paling lebe sih -_-





 

(c)2009 Fe Cl Ar. Based in Wordpress by wpthemesfree Created by Templates for Blogger